SMK RSBI Terkesan Mahal
29 Mar 2011
* Nasional * Warta Kota Kebayoran Baru,
Warta Kota CAP sekolah mahal pada SMA Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berimbas pada SMK RSBI.
Sekolah kejuruan itu kekurangan murid karena orangtua ogah mendaftarkan anaknya ke sekolah mahal. Adanya fenomena seperti itu diakui sejumlah kepala sekolah SMKN RSBI. Namun mereka Juga serempak membantah anggapan sekolah RSBI pasti mahal, baik untuk biaya Iuran Peserta Didik Baru (IPDB), maupun SPP bulanan.
Para kepala sekolah itu mengaku mereka Justru menerima imbas dari cap mahalnya RSBI di SMA Negeri. Kepala SMKN 56 Pluit Jakarta Utara, Yos Mandala, mengatakan, anggapan mahal pada RSBI membuat masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah menjadi enggan mendaftarkan anaknya. "Karena imagenya di masyarakat te-, JnJw.RSB.J.sekomahal. Padahal, untuk SMKN itu tidak, kita tidak membeda-bedakan RSBI danjrpguler," ujarnya. Senin (28/3). Yos yang sekolahnya baru berstatus RSBI tahun Ini mengakui, ada beberapa sekolah, khususnya SMAN RSBI yang memang mahal. Namun Jangan sampai seko-lah RSBI dlsamaratakan sehingga sekolah lain menjadi dirugikan. IPDB di SMKN 56, kata dia, tahun lalu hanya Rp 1.845.000, sedangkanSPP Rp 230.000. termasuk kegiatan ekstra kurikuler dan Osis. "Jadi tidak benar kalau SMK RSBI sampai belas-belasan Juta, dan SPP mahal, saya kira masih terjangkau, malah ada Juga sekolah yang tidak RSBI Iebih mahal dari kita." tuturnya. Ia khawatir kesan RSBI mahal membuat masyarakat miskin takut mendaftar. Hingga saat ini Jumlah pendaftar di SMK RSBI masih minim. Ia menjelaskan, biaya operasional dan ogram-jJrogram di RSBI akan kembali pada siswa Itu sendiri. Terjangkaunya biaya sekolah, lanjut Yos. terlihat antara lain dari masih mampunya orang tua siswa membayar iuran, padahal 60 persen siswa di sekolahnya adalah siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Tahun Ini SMKN 56 menerima sebanyak 384 siswa, namun hingga kemarin baru dua orang yang mendaftar yang terverifikasi. Hal senada diungkapkan Kepala SMKN 30. Wurdono. Menurutnya, selain karena baru tahun ini PPDB SMK RSBI dilakukan online, persepsi mahal pada RSBI diduga Juga membuat masyarakat enggan mendaftar. "Memang masalah biaya menjadi faktor pertimbangan orangtua, dan SMK selalu kena imbas dari SMA, padahal tidak berbeda dengan sekolah reguler," ujarnya saat ditemui kemarin. Dikatakan Wurdono, tahun lalu, IPDB berkisar Rp juta-Rp 4 Juta, sudah termasuk SPP di awal-awal semester. "Semua dibicarakan bersama komite dan program-program yang akan dilaksanakan harus disetujui bersama," ujarnya. Ia pun mengakui bahwa 50 persen siswanya merupakan kalangan menengah ke bawah. Pasalnya, siswa SMK memang didominasi pelajar yang hendak menjadi tenaga kerja produktif begitu mereka lulus. Sehingga sebagian besar memang berasal dari kalangan menengah kebawah, Tahun ajaran 2011/2012 ini. SMKN 30 akan menerima 186 siswa di tiga program keahlian, yakni Jasa Boga, Busana Batik, dan Akomodasi Perhotelan. Namun hingga kemarin, baru dua orang pendaftar yang terverifikasi, (sab)
29 Mar 2011
* Nasional * Warta Kota Kebayoran Baru,
Warta Kota CAP sekolah mahal pada SMA Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berimbas pada SMK RSBI.
Sekolah kejuruan itu kekurangan murid karena orangtua ogah mendaftarkan anaknya ke sekolah mahal. Adanya fenomena seperti itu diakui sejumlah kepala sekolah SMKN RSBI. Namun mereka Juga serempak membantah anggapan sekolah RSBI pasti mahal, baik untuk biaya Iuran Peserta Didik Baru (IPDB), maupun SPP bulanan.
Para kepala sekolah itu mengaku mereka Justru menerima imbas dari cap mahalnya RSBI di SMA Negeri. Kepala SMKN 56 Pluit Jakarta Utara, Yos Mandala, mengatakan, anggapan mahal pada RSBI membuat masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah menjadi enggan mendaftarkan anaknya. "Karena imagenya di masyarakat te-, JnJw.RSB.J.sekomahal. Padahal, untuk SMKN itu tidak, kita tidak membeda-bedakan RSBI danjrpguler," ujarnya. Senin (28/3). Yos yang sekolahnya baru berstatus RSBI tahun Ini mengakui, ada beberapa sekolah, khususnya SMAN RSBI yang memang mahal. Namun Jangan sampai seko-lah RSBI dlsamaratakan sehingga sekolah lain menjadi dirugikan. IPDB di SMKN 56, kata dia, tahun lalu hanya Rp 1.845.000, sedangkanSPP Rp 230.000. termasuk kegiatan ekstra kurikuler dan Osis. "Jadi tidak benar kalau SMK RSBI sampai belas-belasan Juta, dan SPP mahal, saya kira masih terjangkau, malah ada Juga sekolah yang tidak RSBI Iebih mahal dari kita." tuturnya. Ia khawatir kesan RSBI mahal membuat masyarakat miskin takut mendaftar. Hingga saat ini Jumlah pendaftar di SMK RSBI masih minim. Ia menjelaskan, biaya operasional dan ogram-jJrogram di RSBI akan kembali pada siswa Itu sendiri. Terjangkaunya biaya sekolah, lanjut Yos. terlihat antara lain dari masih mampunya orang tua siswa membayar iuran, padahal 60 persen siswa di sekolahnya adalah siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Tahun Ini SMKN 56 menerima sebanyak 384 siswa, namun hingga kemarin baru dua orang yang mendaftar yang terverifikasi. Hal senada diungkapkan Kepala SMKN 30. Wurdono. Menurutnya, selain karena baru tahun ini PPDB SMK RSBI dilakukan online, persepsi mahal pada RSBI diduga Juga membuat masyarakat enggan mendaftar. "Memang masalah biaya menjadi faktor pertimbangan orangtua, dan SMK selalu kena imbas dari SMA, padahal tidak berbeda dengan sekolah reguler," ujarnya saat ditemui kemarin. Dikatakan Wurdono, tahun lalu, IPDB berkisar Rp juta-Rp 4 Juta, sudah termasuk SPP di awal-awal semester. "Semua dibicarakan bersama komite dan program-program yang akan dilaksanakan harus disetujui bersama," ujarnya. Ia pun mengakui bahwa 50 persen siswanya merupakan kalangan menengah ke bawah. Pasalnya, siswa SMK memang didominasi pelajar yang hendak menjadi tenaga kerja produktif begitu mereka lulus. Sehingga sebagian besar memang berasal dari kalangan menengah kebawah, Tahun ajaran 2011/2012 ini. SMKN 30 akan menerima 186 siswa di tiga program keahlian, yakni Jasa Boga, Busana Batik, dan Akomodasi Perhotelan. Namun hingga kemarin, baru dua orang pendaftar yang terverifikasi, (sab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar